Monday, July 16, 2012

Suu Kyi Abaikan Pembantaian Muslim Rohingya Di Negaranya




Ang San Suu Kyi masih diam seribu bahasa, menutup mata, dan menutup telinga terhadap pembantaian Muslim Rohingya yang sedang berlaku di negaranya.

Menurut seorang analisis terkemuka Suu Kyi merupakan ikon demokrasi Myanmar, tidak menghiraukan kekejaman yang terus terjadi terhadap Muslim di Burma (Myanmar).

"Diamnya Ang San Suu Kyi adalah sungguh tuli dan sungguh meragukan, diingatkan, dia sedang mempromosikan dirinya sendiri dan dipromosikan sebagai mercusuar demokrasi," kata Raza Kazim, juru bicara LSM Islamic Human Rights Commission (IHRC) yang berpusat di London, dalam sebuah wawancara dengan Presstv, Jum'at (13/7/2012).

Kazim sangat meragui keputusan presiden Myanmar U Thein Sein yang akan mengusir Muslim Rohingya ke kem-kem pelarian yang dikendalikan oleh  PBB, atau ke negara lain yang mahu menerima mereka, Kazim menganggap bahawa pengusiran tersebut merupakan tanda jelas pembersihan etnis Muslim di Myanmar.

Thein Sein mengatakan pada Khamis lalu bahawa satu-satunya 'solusi' adalah mengusir Muslim Rohingya ke luar dari negaranya ke kem-kem pelarian.

Suu Kyi menerima Noble Perdamaian di Oslo, Norwaegia, 16 Juni 2012 di mana ketika itu Pembantaian Muslim sedang terjadi di Arakan, Myanmar. Namun, Pusat Pengungsian PBB mengatakan bahwa mereka "tidak akan membantu Muslim Rohingya."

Kekejaman terhadap Muslim Burma telah berlangsung sejak berabad-abad lalu, dan telah meningkat akhir-akhir ini.

"Ini sangat mengejutkan bahwa dunia mendiamkan diri dan telah memilih hal orang-orang seperti apa yang mereka siapkan untuk dipertimbangkan bagi mendapatkan hak-hak. Tetapi orang-orang ini (Muslim Rohingya), yang menghadapi masalah ini dalam tempoh yang lama dan situasi ini telah meningkat dalam tahun-tahun terakhir sangat signifikan. Sebenarnya tidak ada usaha yang dilakukan berkaitan masalah ini," jelas Kazim.

Kazim mewakili IHRC juga menyeru orang-orang non-Muslim untuk melakukan usaha untuk mengubah keputusan pemerintah Burma, dan mencegah atau menghentikan pembersihan etnis yang serupa dengan pembantaian Sebrenica (pembantaian Muslim Bosnia).

"Saya benar-benar ingin mengatakan bahwa, ketika masalah kemanusiaan benar-benar terjadi, entah bagaimana hanya orang-orang Muslim yang perlu melihat ini dan berfikir bahawa wujudnya masalah ini. Setiap orang, setiap manusia, yang memiliki hati nurani, (seharusnya) benar-benar perlu untuk memikirkan tentang ini, 'bagaimana saya dapat membiarkan ini, " kata Kazim.

Sejak dua tahun yang lalu, Muslim Myanmar yang masih masih mampu bertahan, berusaha hijrah ke negara-negara jiran melalui laut dengan perahu-perahu kecil untuk menghindari pembantaian. Namun, mereka tidak disambut dengan baik oleh pihak berkuasa,mereka dianggap imigran ilegal, bahkan sebagian besar diusir kembali.

Pemerintah Myanmar tidak mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara yang legal. Mereka dianggap imigran ilegal keturunan Bengali, padahal golongan Muslim Myanmar telah lahir dan hidup berabad-abad di sana hingga memiliki keturunan beberapa generasi.

Sumber : Arrahmah

0 comments:

Post a Comment

 

Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir

HEWIPMRAM

Footer Widget #3

Tetamu

Copyright 2010 We Care for Islam. All rights reserved.

rss digg delicious facebook