Ratusan pengunjuk rasa Tunisia berkumpul di luar pejabat Kementerian Dalam Negeri di pusat kota Tunis untuk menuntut pembubaran pemerintah sementara ketika revolusi.
Demonstrasi ini diadakan pada hari pertama dalam masa tiga hari berkabung negara atas mereka yang mati ketika protes yang berlangsung di negara ini.
Para demonstrasi ditahan oleh polis di kementerian dalam negeri.
Gedung kementerian dalam negeri pernah diserang, sehingga memaksa mantan Presiden Zine El Abidine Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi.
Beberapa pennunjuk perasaan dilaporkan berjalan menuju markas ikatan buruh utama negara untuk menyerukan mogok umum.
Ratusan warga Tunisia juga telah melakukan shalat Jumat kemarin (21/1) - satu perbuatan yang dilarang oleh rejim Ben Ali ketika pemerintahannya.
Sementara itu, kabinet telah mengeluarkan "amnesty" untuk semua kelompok politik yang sebelumnya dilarang termasuk kumpulan bukan Islam.
Pemerintah sementara juga mengumumkan bahwa sekolah dan universiti yang telah ditutup sejak minggu lalu, akan dibuka kembali pada hari Isnin depan.
Pemerintah persatuan baru ini bertujuan untuk mempersiapkan Tunisia untuk pilihanraya baru dalam dua bulan.
Kediktatoran Ben Ali selama 23 tahun, yang dirosak dengan pelanggaran hak asasi manusia dan penyiksaan, yang berakhir pada awal bulan ini setelah berminggu-minggu aksi protes jalanan.
0 comments:
Post a Comment